Jumat, 14 November 2008

ISI

CARA MENGAJAR YANG EFEKTIF

terletak pada kunci – kunci di bawah ini, yaitu :


A. Proses belajar mengajar yang menyenangkan
Belajar yang menyenangkan tentu saja akan membuat anak tertarik dan tidak akan membuat mereka jenuh. Terutama bagi anak usia dini. Lebih baik untuk menunda kegiatan belajar apabila kita belum bisa menciptakan suasana menyenangkan bagi anak. Karena apabila kita memaksa anak untuk belajar dalam situasi yang menegangkan, hal itu dapat membuat anak frustasi dan menjadi tidak mau belajar, karena merasa trauma dan ketakutan.Pemaksaan bahkan bisa melumpuhkan sel syaraf yang terdapat di otak anak.
Setiap pendidik pasti mengharapkan agar anak mendapatkan hasil belajar yang optimal, dan hal itu hanya akan didapatkan apabila anak mempunyai ketertarikan pada apa yang kita ajarkan. Caranya yaitu dengan belajar sambil bermain, bercerita,bernyanyi dan lain sebagainya. Alat peraga : coklat warna warni.
B. Kasih Sayang
“Kasih sayang melahirkan kecerdasan”, hasil dari sebuah penelitian telah membuktikan bahwa pembentukan otak dan perasaan sangat terikat erat pada kasih sayang yang diberikan kepadanya semasa ia berada di dalam kandungan sampai kasih sayang yang ia dapatkan setelah ia lahir dan tumbuh dewasa.
“Autis” adalah salah satu contoh sebagai akibat dari kurangnya kasih sayang. (Autis terjadi akibat kurang terhubungkannya syaraf –syaraf di pusat otak yang berisi emosi yang mengisi gerakan rasional dan pikiran logis). Hilangnya perasaan cinta pada awal kehidupan juga dapat melemahkan kekuatannya dan membuat pengaruh yang fatal pada otak. Pernyataan ini diperkuat oleh hasil penelitian bahwa ukuran otak anak yang jarang tersiram kasih sayang dan jarang diajak bermain lebih kecil 30% daripada anak normal pada usia yang sama.
C. Disiplin
Disiplin merupakan salah satu elemen penting agar terciptanya efektifitas belajar. Namun disiplin juga harus diterapkan secara konsisten dan ber”sinergi”. Konsisten atau istiqomah diperlukan dalam proses penerapan disiplin. Hilangnya konsistensi akan menghancurkan upaya kita dalam menegakkan disiplin.Satu contoh ,misalnya kita menginginkan satu bentuk tertentu pada sebuah pohon. Kita dapat membentuknya dengan mengikat dahan pohon tersebut dengan tali atau kawat. Namun bayangkan apa yang akan terjadi apabila dalam waktu yang singkat kita telah membuka ikatan itu ? tentu dahan pohon yang diikat tadi akan kembali seperti keadaan semula, bahkan mungkin akan bergerak lebih jauh dari posisi semula. Akan tetapi dengan kesabaran dan ketelatenan kita akan mendapatkan hasil yang sesuai dengan keinginan kita. Itulah sebabnya kenapa pendidikan harus dilakukan secara bertahap, sedikit demi sedikit sampai anak memahami apa yang kita ajarkan. Karena pendidikan adalah sebuah proses yang sangat panjang dan tak berujung. Alat peraga : tanaman.
Selanjutnya kita akan menjelaskan tentang arti dari kata “sinergi”. Sinergi adalah satu bentuk penyatuan energi dari semua pihak yang berkepentingan, dalam hal ini yaitu kerjasama yang berkesinambungan antara orang tua,pihak sekolah serta lingkungan (kakek nenek, saudara, teman bermain, dll). Artinya pendidikan bukan hanya merupakan tanggung jawab orang tua saja, atau tanggung jawab sekolah saja, akan tetapi telah menjadi tanggung jawab bersama,sehingga dalam pelaksanaan disiplinpun harus ada koordinasi yang baik dari semua pihak.
Alat peraga : gambar
D. Hukuman dan Ganjaran
Hukuman dapat diterapkan apabila anak tidak mematuhi aturan yang telah disepakati / tidak disiplin, dengan tujuan agar anak tidak mengulangi perbuatannya.
Ganjaran / hadiah diberikan kepada anak ketika anak berhasil melakukan perbuatan yang baik (menurut norma agama ataupun norma yang berlaku di masyrakat), dengan tujuan untuk memotivasi anak agar mereka mempertahankan bahkan meningkatkan perilaku baiknya menjadi lebih baik.
Setelah kita bahas tentang kunci-kunci keberhasilan dalam cara mengajar yang efektif, maka berikutnya kita akan menguraikan tentang cara-cara mengajar yang efektif.
1. Cara Memupuk Minat Baca
1. Memperkenalkan anak pada buku – buku bergambar dan penuh warna.
2. Menceritakan isi buku tersebut.
3. Menyimpan buku- buku tersebut di tempat yang mudah diraih anak.
Puncak kemampuan anak untuk menyerap informasi berada pada puncaknya ketika anak berusia 2-3 tahun. Lebih mudah mengajar anak usia 3 tahun daripada anak 4 tahun. Lebih mudah anak 4 tahun daripada 5 tahun dan seterusnya.
Selain membaca anak usia dinipun bisa diajarkan menulis. Namun tetap didasarkan pada pemahaman bahwa belajar merupakan suatu proses bukan pemaksaan. Alasannya, untuk belajar menulis perlu penguasaan dan pengembangan motorik halus. Untuk itu kita bisa mulai menstimulasi anak dengan cara : bermain air, bermain tanah liat, stempel dengan menggunakan jari, bermain plastisin, dan semua kegiatan yang dapat meningkatkan kemampuan motorik anak. Yang penting Seluruh kegiatan perlu diperhatikan unsur kesiapan anak, unsur bermain, dan unsur kesenangan. Supaya anak tidak mudah bosan, kita perlu mencari tahu apa yang menarik bagi anak. Kita juga perlu menyadari bahwa anak mempunyai keterbatasan konsentrasi. Semakin muda usianya semakin sedikit pula daya konsentrasi anak.
Buku – buku yang menarik bagi anak adalah :
• Ilustrasinya menarik
• Kata – kata atau teks yang besar – besar dalam bahasa yang baik
• Berwarna
Cara membacakan cerita / mendongeng :
Membacakan cerita / mendongeng dalam suasana hati yang baikv
Melakukan kegiatan tersebut dengan penuh rasa pengabdian pada anakv
Melakukan dengan ekspresifv
Ucapkanlah kata – kata dengan jelasv
Ajukanlah pertanyaan kepada anak-anak dengan spontan.v
Merahasiakan jalan ceritav
Mendongeng merupakan kegiatan positif yang banyak manfaatmya, maka jadikanlah kegiatan itu sebagai sarana untuk mengantarkan anak-anak ke gerbang kesuksesan dengan kenangan indah dari masa kecilnya.
Cara - cara untuk mengembangkan sikap kritis dan kreatif anak, antara lain :

1. Memberikan anak kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya. Agar ia dapat mengembangkan segenap potensinya untuk berfikir dari hari ke hari dan semakin terampil mengelola pikirannya.
2. Memberikan keleluasaan untuk mengembangkan kemampuan berbahasa.
3. Memberikan informasi sebanyak mungkin kepada anak.
4. Memperkenalkan anak kepada teknik mengemudikan otak.
Mengemudikan otak bisa diibaratkan dengan mengemudikan sebuah mobil. Dimana disitu kita mengenal pedal gas, rem ,kopling dan lain- lain. Dari situ kita bisa mengajarkan anak untuk mengoperasikan perangkat perangkat tersebut secara bijaksana, sesuai dengan kebutuhannya.
Contoh kegiatan yang dapat mengasah keterampilan berfikir anak yaitu : membuat perangkat susun cerita dari potongan – potongan gambar seperti ini.
Alat peraga : *Beberapa potongan gambar / foto
* Judul gambar
C . Bermain sambil belajar
Bermain adalah haL yang paling disukai oleh anak. Namun dalam bermain itu ada 5 aspek penting yang perlu diperhatikan dalam memilih mainan anak, yaitu:
1. Fisik motorik
2. Kognitif atau kecerdasan
3. Afektif atau emosionalquotient (EQ)

Hukum Guru:
Kenali dan kuasailah dengan baik pelajaran yang akan Anda ajarkan -- ajarkanlah dengan sungguh-sungguh dan dengan pengertian yang jelas

.Hukum Murid:
Berusahalah untuk menarik perhatian dan minat anak-anak terhadap pelajaran yang diberikan. Jangan pernah mengajar tanpa perhatian mereka

.Hukum Bahasa:
Gunakan bahasa yang mudah dipahami baik oleh murid-murid Anda maupun Anda sendiri -- bahasa yang jelas dan tepat bagi Anda dan murid Anda

.Hukum Pelajaran:
Mulailah dengan pokok pelajaran yang sudah diketahui benar oleh murid-murid Anda dan yang telah mereka sendiri alami -- lalu lanjutkan dengan materi baru, dengan langkah satu per satu, mudah dan alami, biarkan hal-hal yang belum diketahui dijelaskan dengan menggunakan hal-hal yang sudah diketahui

.Hukum Proses Mengajar:
Doronglah agar dengan keinginan sendiri anak-anak bertindak ....

Hukum Proses Belajar:
Mintalah murid-murid untuk mengungkapkan kembali dalam pikiran mereka pelajaran yang sudah ia pelajari.

Hukum Review dan Penerapan:
Jangan pernah bosan untuk terus mengulang, mengulang dan mengulang ....

Howard Hendricks, dalam bukunya yang berjudul "Teaching to Change Lives", telah melakukan satu langkah maju dengan menyempurnakan "Tujuh Hukum Mengajar" karya Gregory di atas untuk memberikan panduan mengajar bagi para guru maka kini. Hendricks menekankan bahwa pertama-tama Tuhan memakai orang-orang yang dipanggil-Nya, yaitu para guru, untuk mempengaruhi hidup orang lain. Namun, ada prinsip-prinsip yang mendasar, yang jika dipraktekkan, akan memberikan suatu dinamika baru bagi pengajaran dan akan membuka pintu bagi Roh Kudus untuk bekerja dalam hidup anak-anak didik. Bagaimana Howard Hendricks menjelaskan hukum-hukumnya itu?

2. Hukum Pendidikan:
"Bagaimana Anda belajar menentukan bagaimana Anda mengajar." Oleh karena itu, guru yang efektif akan terus menyediakan metode- metode tepat yang dikembangkan secara variatif sehingga dapat mempertahankan minat yang tinggi dan mencegah kebosanan murid.

3. Hukum Aktivitas:
"Belajar yang maksimal adalah hasil dari keterlibatan yang maksimal." Bercerita tidak sama dengan mengajar. Keanekaragaman metode-metode yang aktif harus digunakan untuk melibatkan para murid supaya mereka dapat menemukan apa yang Tuhan katakan kepada mereka melalui Firman-Nya.

4. Hukum Komunikasi:
"Untuk benar-benar mengimpartasi informasi perlu dibangun jembatan-jembatan." Jembatan-jembatan itu perlu dibangun baik di dalam maupun di luar kelas. Dengan meluangkan waktu bersama para murid di luar jam pelajaran, para guru akan mengenal muridnya dan mengetahui kebutuhan mereka. Di dalam kelas, guru merangsang keingintahuan para murid, menarik perhatian mereka, dan memotivasi para murid sebelum mengimpartasi informasi.

6. Hukum Dorongan Semangat:
"Pengajaran cenderung paling efektif jika orang yang belajar termotivasi dengan tepat." Tidak ada hal yang lebih memotivasi daripada kesadaran akan adanya kebutuhan dan melihat harapan bahwa kebutuhan itu akan terpenuhi. Guru yang efektif memberikan dorongan belajar dengan memfokuskan pada relevansi kebenaran dan kehidupan para muridnya.

7. Hukum Kesiapan:
"Proses belajar mengajar akan paling efektif jika murid maupun guru cukup dipersiapkan." Kesiapan para murid meliputi faktor- faktor, fisik, kognitif dan perkembangan rohani, latar belakang, pengalaman, dan motivasi. Para guru harus menggunakan apa yang mereka ketahui tentang murid-muridnya untuk menyiapkan mereka menerima kebenaran yang baru.

Kesiapan seorang guru tergantung pada persiapannya. Sayangnya, persiapan yang kurang adalah sumber dari beberapa kelemahan dalam pendidikan Kristen saat ini. Guru yang efektif akan membuat tugas mengajar menjadi prioritas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silakan anda komentari kami