Jumat, 31 Oktober 2008

Cerpen "Cewek Matre"


Cewek Matre Mencari Pacar
Makanya jadi cewek tuh jangan matre...
Tara adalah seorang gadis yang sangat cantik, kulitnya putih bersih dan bercahaya... tubuhnya tinggi semampai dan sexy... rambutnya panjang, hitam dan berkilau, pokoknya dia tipe dambaan setiap lelaki. Namun sayang, Tara terlalu matre... apapun diukur dengan materi.
Sebut saja Adam, seorang pemuda jago basket dan fisika di SMUnya. Wajahnya ganteng, namun sayang... tidak punya kepribadian : mobil pribadi, rumah pribadi, dsb. Walaupun begitu banyak gadis di sekolah itu mengejarnya. Tapi dia tetap cool... karena hatinya sudah tertancap panah cinta sang bidadari bernama Tara. Adampun nekad mengutarakan perasaannya,
“Ra, mau nggak kamu jadi pacar aku ?”
“Apa yang kamu punya ?”
“Hati dan cinta yang tulus untuk kamu....”
“Bukan itu yang aku mau...”
“Trus apa maumu ?”
“Mauku, setiap pulang sekolah kamu antar jemput pake mobil, bisa ?”
“Mobil ? Aku nggak punya mobil... aku cuma punya sepeda, dan motor... itu aja dipakai papaku kerja...”
“Kalo gitu sori ajalah, aku nggak mau kulit aku terbakar matahari... bye...” katanya seraya meninggalkan Adam yang bengong.
Lalu Bayu, pemuda yang satu ini juga cukup keren, dia naik mobil... tapi mobil yang usianya sekitar 20 tahun ???
“Kamu pikir aku pantas naik mobil butut kamu yang bau kentut itu ?!? Ga usah lha yaou...” kata Tara pedas.
Kali ini Chandra, nggak ganteng-ganteng amat, dan naiknya mobil... kira-kira seharga seratus juta ???
“Jadi ini ya mobil kamu ? Maaf ya, pantatku sering kesemutan kalo duduk dimobil beginian...” Ups ?!?
Lalu mobil seperti apa sih maunya ?!?
“Paling nggak yang harganya 300 juta keatas lah...” katanya pada Dewa, seorang pemuda yang juga menyatakan cinta padanya. Dewapun mundur teratur.
Dua belas tahun kemudian, namun Tara masih saja sendiri.
“Ngapain juga aku merantau kuliah dan kerja di Jakarta, kalo aku nggak bisa dapat orang kaya yang... setia ?!? Nggak seperti Freddy, Gerry, Hans, dan lain-lain... yang mentang-mentang banyak duit trus jadi playboy... huh !”
Lalu berkenalanlah Tara dengan Eddy, seorang pria berusia lebih dari setengah abad, dengan kepalanya yang botak dan rambut putihnya, disebuah mall.
"Kayaknya yang ini kaya banget dan setia nih..." batin Tara. Lalu mulailah Tara bertanya...
“Om, tadi kesini naik apa ?”
“Naik mobil...”
“Mobilnya apa ?”
“Mersi terbaru...”
“Yang harganya 1 M itu ?” Eddy mengangguk.
“Oh ya ? Kalo gitu mau dong diajak kerumah om...”
“Mau ngapain ?”
“Cuma pingin lihat aja.. boleh kan ?”
“Boleh... “
Lalu Tara berjalan disamping Eddy masuk kedalam sebuah rumah besar yang super mewah disalah satu kawasan terelite di Jakarta. Beberapa kali Tara berdecak kagum.
“Ini baru pas...” katanya.
“Apanya yang pas ?” tanya Eddy.
“Hm... nggak kok, eh boleh nggak om aku panggil mas aja, biar lebih akrab...”
“Boleh...”
Setelah lima hari pacaran, mereka memutuskan untuk segera menikah.
“Aku ingin pernikahan yang super megah yang pernah ada sepanjang masa...” katanya pada Eddy.
“Apapun mau kamu, Ra...” jawab Eddy.
Acara pernikahan megahpun terlaksana di salah satu hotel berbintang. Tara yang memang sudah cantik, nampak lebih cantik didalam balutan gaun pengantinnya yang super mahal... dengan bangga Tara menebar senyumnya kesana dan kemari. Demikian juga dengan Eddy, dia bangga karena keinginan punya istri secantik bidadari terpenuhi sudah.
Saat berada dipelaminan, Tara melihat seorang pemuda berpenampilan keren dan sepertinya juga kaya... memasuki ruang resepsi.
“Duh mak, kenapa aku nggak kenal dengannya sebelum mas Eddy ?!?” sesal Tara. Pemuda itu mendekat, lalu menjabat tangan Eddy dan menepuk-tepuk punggungnya.
“Selamat ya, pa...” katanya, mengejutkan Tara.
Lalu pemuda itu menjabat tangan Tara sambil menampakkan senyum manisnya, dan berlalu.
“Dia itu siapa ?” bisik Tara.
“Oh, dia itu anak angkatku...”
“Kok aku nggak pernah tahu ?”
“Dia mengelola perusahaan yang di Jerman...”
Ahhhh... tidaaaakkkk !!! Ingin Tara memutar balik waktu, dan mengejar pemuda itu...
Malam itu juga Tara pulang bersama Eddy kerumah megahnya.
“Istirahatlah, Ra... besok kita kan berangkat ke Eropa,” kata Eddy sambil mencium pipi Tara dengan lembut.
Sebenarnya Tara merasa sedikit risih, tapi apa boleh buat, mereka sudah menikah.
“Mas tidur aja dulu, aku masih mau duduk ditaman...” katanya.
“Ok, tapi jangan lama-lama ya...” kata Eddy sambil mencolek pinggang Tara genit.
Tara yang masih mengenakan pakaian pengantinnya duduk diteras belakang didepan hamparan kolam renang yang indah. Lalu menghela nafasnya panjang.
“Aku nggak nyangka akhirnya kita ketemu lagi, Ra...” kata seseorang yang tiba-tiba duduk disamping Tara. Tara terhenyak lalu menoleh... oh ternyata itu pemuda yang ada di pesta tadi...
“Sudah lupa ya denganku ?” tanya pemuda itu.
“Maksud kamu kita udah pernah ketemu ?” pemuda itu tersenyum, lagi-lagi terlihat manis.
“Aku Adam, kita dulu satu SMU, kamu kelas satu dan aku kelas tiga, ingat ?”
“Adam ??? Adam yang...”
“Yah, Adam yang pernah kamu tolak cintanya,”
Oh my God... !!! Tara merasa malu sekali, sampai tak tahu harus berkata apa.
“Aku nggak nyangka kalo akhirnya kamu menikah dengan papa Eddy... ternyata kamu masih belum berubah ya, Ra... masih aja matre,” kata Adam sedikit pedas.
“Ya sudahlah, nasi sudah menjadi bubur, hm... aku masuk dulu yach...” pamitnya. Tara masih saja diam. Namun...
“Tunggu, Dam...” panggil Tara. Adam menoleh.
“Mas Eddy bilang kalo kamu adalah anak angkatnya...apa itu benar ?”
Adam kembali duduk disamping Tara.
“Itu benar, sejak papaku meninggal dia yang sudah aku anggap seperti papaku sendiri...”
“Aku mau dengar ceritanya... “
“Waktu usiaku delapan tahun, aku berubah jadi anak yang manja... boros dan seenaknya, itu semua karena mama selalu melimpahi aku harta benda, setiap apa yang aku minta pasti aku dapatkan. Papa marah dan nggak setuju dengan cara mamaku... lalu papa meminta papa Eddy membawaku pulang ke Jogja supaya aku bisa belajar hidup sederhana...Akhirnya akupun dibawa papa Eddy ke Jogja dan diasuh olehnya sampai aku lulus SMU... Bersama papa Eddy aku belajar banyak tentang kesederhanaan... kamu beruntung, Ra.. karena papa Eddy adalah orang yang baik, yah meskipun dia hanya seorang sopir saja...”
“Apa kamu bilang ? Sopir ?!?” Tara membeliakkan mata indahnya sampai hampir keluar.
Adam mengangguk.
“Tapi kenapa dia...”
“Bisa membelikan kamu cincin berlian, bisa ajak kamu bulan madu ke Eropa, dan bisa mengajak kamu tinggal disini ??? Ya tentu saja bisa, Ra... papa Eddy itu kan udah aku anggap seperti papa aku sendiri, wajar dong kalo aku memberinya fasilitas-fasilitas yang dibutuhinnya... itung-itung untuk membalas budilah...hhh aku senang akhirnya cita-citanya untuk punya istri yang sangat cantik terkabul...”
Saat itu juga Tara pingsan... Adam tersenyum puas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silakan anda komentari kami