“Komisi Ujian Negara (State Examination Commission) menyatakan bahwa teknologi komunikasi telah mengikis kemampuan menulis remaja di Irlandia”. Demikian sebuah artikel yang dimuat oleh sebuah media online. Kemampuan menulis para pelajar memiliki kecenderungan mengarah pada kemiskinan bahasa. Kebiasaan menggunakan layanan pesan singkat (SMS) menjadikan terbangunnya kerja otak yang singkat dalam mengurai kalimat yang digunakan.
Tidak hanya terjadi di Irlandia. Seorang dosen di sebuah perguruan tinggi pun kerap mengeluhkan terlalu singkatnya jawaban yang dituliskan oleh para mahasiswa saat menjawab pertanyaan yang diberikan. Bisa jadi dikarenakan oleh kurangnya pengetahuan yang dimiliki, atau mungkin saja terjadi karena miskinnya bahasa yang dimiliki, akibat terbiasa menggunakan layanan pesan singkat. Pada beberapa kelompok pelajar dan mahasiswa juga ditemukan keengganan untuk berdiskusi dan juga membaca.
Hari Pendidikan Nasional pada tanggal 2 Mei, akan lebih bermakna bilasaja para pihak dan pelaku pendidikan mencoba mengurai lebih jauh berkaitan dengan semakin banyaknya para pelajar dan mahasiswa yang enggan mengeluarkan gagasannya. Mencoba membedah ulang kurikulum dan metodologi pembelajaran, diharapkan akan melahirkan sebuah perubahan yang nyata di masa datang terhadap kualitas anak negeri yang dihasilkan dari bangku pendidikan formal.
SMS dan Blog
Layanan pesan singkat (SMS) telah menjadi barang biasa dalam setiap ruang kehidupan. Setiap pelajar dan mahasiswa sudah tidak menjadikannya barang yang mewah lagi. Ditambah dengan layanan CM (call me) menjadikannya sebagai sebuah kemudahan yang dirasakan saat ini. Walaupun belum dikaji lebih mendalam, namun dari hasil penelitian yang dilakukan di Irlandia menjadi sebuah gambaran umum terhadap kondisi yang terjadi di berbagai kawasan di dunia. Percepatan perkembangan teknologi informasi telah menjadikannya sebagai faktor pendorong hilangnya kemampuan berbahasa pelajar dan mahasiswa.
Namun tidak sepenuhnya teknologi informasi menjadi sebuah pendorong kemunduran kemampuan kerja otak. Blog (diari online) merupakan sebuah alat sederhana yang telah menjadi media mengeluarkan kerja-kerja otak dalam bentuk tertulis. Sebagian besar penggila internet pastilah telah memiliki blog, mulai dari yang sangat sederhana hingga yang memiliki tampilah sangat menarik, dari yang gratis hingga yang rela menggaji staf khusus untuk mengelolanya.
Blog merupakan sebuah jawaban terhadap kemiskinan bahasa yang dimiliki oleh pelajar dan mahasiswa. Dalam dunia ini, para guru dan kalangan pendidik lainnya juga dapat membangun sebuah jejaring pengetahuan yang berlimpah. Dari bertukar resep makanan, cerita keseharian, hingga analisis yang tajam dan hasil-hasil kajian, tersajikan dalam dunia maya melalui blog. Bila saja para pelajar dan mahasiswa memiliki fasilitas internet murah berkualitas, tentunya akan lebih banyak dihasilkan para pelajar dan mahasiswa cerdas dan kreatif yang menjadi pondasi perkembangan bangsa ini selanjutnya.
Pola pendidikan yang mengejar nilai semata harus secara perlahan digeser kepada sebuah pendidikan yang membangun kecerdasan kritis pada peserta didik. Selain juga, penting untuk mendorong terbangunnya motivasi dan kreatifitas peserta didik dalam mencipta gagasan-gagasan baru yang diharapkan menjadi sebuah kontribusi dalam proses berkehidupan. Kemiskinan berbahasa tentunya tak akan lagi ada, seandainya saja kebiasaan menulis di dunia blog telah menjadi sebuah budaya bagi pelajar dan mahasiswa.
Dengan kebiasaan menulis blog dan berinteraksi di dunia maya, akan juga menghadirkan budaya membaca bagi pelakunya. Dari sebuah blog akan terpenuhi juga sebuah pendorongan kebiasaan membaca bagi generasi bangsa. Blog akan mendorong sebuah kekayaan bahasa bagi para pelajar dan mahasiswa, termasuk juga kepada penggila dunia maya.
Belajar Pada Alam
Bila bagi pelajar dan mahasiswa yang memperoleh kemewahan internet murah berkualitas, maka bagi kelompok pelajar dan mahasiswa yang berada jauh dari jangkauan jejaring maya dapat menggunakan media alam sebagai sebuah media belajar dan melatih daya pikir untuk menuju kecerdasan kritis dan kreatif. Alam sangat menyajikan begitu banyak pengetahuan bagi siapa saja yang ingin belajar padanya.
Hingga saat ini, kurikulum yang disediakan oleh Departemen Pendidikan Nasional dan Lembaga Pendidikan di Indonesia telah menjauhkan pelajar dan mahasiswa dari alam sekitarnya. Tuntutan untuk memperoleh nilai yang tinggi dan standar kelulusan ujian nasional, telah menjadikan para guru berpacu hanya untuk melatih para peserta didik untuk menjawab soal-soal yang tersaji pada selembar kertas. Semakin tak ada waktu untuk mencoba menggunakan alam sebagai sebuah media pembelajaran.
Kondisi yang memprihatinkan lainnya adalah media pembelajaran pada alam yang diberi label pendidikan lingkungan hidup juga telah terjebak ke dalam sebuah keinginan untuk menghasilkan sebuah mata ajaran khusus dalam muatan lokal, serta menghadirkan buku-buku bergambar benda di alam, sebagai sebuah media belajar. Eksplorasi gagasan di alam telah terkikis dari praktek-praktek yang dilakukan oleh pegiat pendidikan lingkungan hidup. Interaksi dengan alam semakin berkurang, karena kemudian para guru yang mengelola mata ajaran pendidikan lingkungan hidup kembali disibukkan dengan membuka-buka buku dan memberi penilaian bagi peserta didik, tanpa sempat menjadikan alam sebagai sebuah arena menggali pengetahuan.
Hari Pendidikan Nasional: Saatnya Memastikan Pendidikan Gratis Berkualitas
Hari Pendidikan Nasional yang diperingati pada tanggal 2 Mei setiap tahunnya, selalu diperingati dalam sebuah upacara ataupun peringatan berlabel seremonial. Ada harapan yang sangat besar agar pada setiap memperingati Hari Pendidikan Nasional, diperoleh kepastian bahwa biaya pendidikan semakin murah dan menuju gratis dengan kualitas pendidik dan materi pendidikan yang semakin meningkat.
Tergiringnya arah pendidikan pada penciptaan tenaga kerja bagi industri, telah menjadikan pendidikan mengebiri kreatifitas dan ruang kreasi peserta didik. Hari Pendidikan Nasional harusnya mampu untuk mengembalikan arah pendidikan kepada jalan menuju cita-cita besar bangsa ini, mencerdaskan anak negeri untuk sebuah kemakmuran bersama. Hari Pendidikan Nasional, jadikanlah sebagai sebuah titik perubahan. Agar di masa datang diperoleh sebuah kehidupan yang lebih baik, dalam kesejahteraan dan kesejukan alam yang dikelola dengan lebih bijak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silakan anda komentari kami