Jumat, 31 Oktober 2008
Kehidupan ada pasang surutnya
Kehidupan itu ada pasang surutnya, ketika saya sedang jaya, saya mempunyai client yang lumayan banyak untuk ukuran AE pemula di sebuah advertising.Dan dengan ketekunan saya, perusahaan tempat saya bekerja mengalami kemajuanpesat hingga mencapai Top 5 billing di semua stasiun TV. Dan kemudian bencana datang, Perusahaan tersebut bangkrut karena miss management.Ditengah kesusahan datanglah tawaran dari Nancy, junior saya yang telahpindah ke Gokil Advertising, dan mengenalkan saya dengan Ibu Susan, pemilikperusahaan tersebut. Ibu Susan dipertengahan abad usianya, masih mempunyai tubuh yang terawatdengan baik, body-nya tidak kalah dengan gadis-gadis yang masih muda yangmenjadi anak buahnya di Gokil Advertising.Karena prestasi kerja saya yang baik, kami sering mengadakan meeting afterhours, dan progress kerja saya yang baik, membuat kami cukup akrab..tapipada suatu malam ada kejadian yang benar-benar mengubah hidup saya! Beginianak-anak ceritanya..Suatu malam, ketika karyawan lain telah pulang, Saya tengah memaparkarkan pendekatan saya terhadap satu perusahaan rokok terkemuka, dan kemudian tiba-tiba Ibu Susan berkata,"Waduh, kog punggungku gatal ya?"Saya masih berusaha menahan diri untuk tidak terlalu cepat menolongnya,takut nanti dianggap kurang ajar!Semakin lama gatalnya sepertinya semakin bertambah,"Tolong Dik Uki, bisa garuki punggung Ibu?"Saya mengangguk dan berusaha membuang pikiran kotor saya, yang ingin sekalirasanya mengetahui lebih dalam bentuk tubuh boss yang cantik dan keturunan bangsawan ini..Saya garuk pelan-pelan, tapi lebih tepatnya hanya mengusap-usap punggungnya saja, takut kalau Ibu Susan kesakitan."Dik Uki, agak keras dikit, masih gatal lho Dik", pinta Ibu Susan. Dan saya agak sedikit memantapkan tangan saya dipungungnya."Dik Uki, masih belum terasa, sebentar saya buka dulu blazer saya."Dia langsung membuka blazernya, sehingga tinggalblouse-nya yang putih dan transparan. Waduh semakin tidak tahan nih saya, karena kulit tengkuknya yang mulus dengan sedikit rambut lembut yang tergerai di tengkuknya (Dia kalau ke kantor selalu rambutnya disanggul di atas), semakin menambah feminin, dan semakin membikin saya langsung terangsang. Saya enggaruknya tetap tidak mau keras dan masih cenderung mengusap atau membelai punggungnya, karena saya menikmati kehalusan kulit seorang bangsawan yang berada dibalik bajunya yang tipis. Saya usap seluruh punggungnya dengan pelan, ke atas dan ke bawah, ke kiri dan ke kanan, terkadang tangan saya, saya telusupkan di bawah ketiaknya, untuk menggapai payudara yang di depan. Dia menengadahkan kepalanya, dan menggeleng-gelengkan kepalanya kekiri dan ke kanan, sambil suarany ndesah,"Uuhh enak Dik Uki.. enaakk..uuhh.." Mendengar desahannya yang erangsang, rudalku langsung tegak bak tugu Monas. Sekujur tubuhku mulai menggigil dan seperti dialiri setrum listrik yang terasa kering, dan susah bicara, karena nafsuku yang langsung menggebu. Baru kali ini saya bisa menikmati tubuh seorang bangsawan yang bersih,terhormat dan sangat terjaga dari tangan laki-laki lain, selain suaminya. Karena Dia duduk membelakangiku yang berdiri sambil memijit-mijit punggungnya, batang kemaluanku langsung kutempelkan di punggungnya yang lembut seperti sutera. Kugesek-gesekkan batang kemaluanku ke punggungnya dengan pelan. Dan Dia berkali-kali melenguh, "Uughh, enachh Dik, enaak, terus Dik." Dia membimbing tanganku untuk mengusap dua gunung kembar yang kencang dan kenyal. Kuusap payudaranya dengan lembut, kucium tengkuknya dengan lembut, dan kugesekkan batang kemaluanku ke pungungnya dengan lembut.Aku sangat tahu, kalau melayani tipe wanita seperti Dia ini harus dengan lembut dan dengan menggunakan perasaan. Kucium tengkuknya dengan lembut, Dia sekali lagi menengadahkan kepalanya e atas, matanya sambil erpejam, dan bibirnya yang tipis terbuka sedikit, dan mulutnya hanya bergumam, "Emm." Aku tahu itu artinya dia sangat menikmati. Tanganku, kuusapkan denganlembut di sekeliling payudaranya, dan kulingkari masing-masing payudaranya dengan kedua tanganku, sengaja aku tidak sentuhkan tanganku ke pentilnya, untuk memberikan sensasi yang sangat halus dan perlahan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silakan anda komentari kami